Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 11:34:34【Resep Pembaca】545 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(7)
Sebelumnya: Dari dapur saat fajar, ke meja belajar
Selanjutnya: KSP bantu pengembangan UKS SMA Negeri 1 Tanjungpandan
Artikel Terkait
- SPPG Polres Madiun sajikan pecel bergizi untuk warga dan pelajar
- Jangan sepelekan campak, pahami gejala hingga pencegahan yang tepat
- Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas
- DPR ingatkan Kemenhan agar gandeng BPOM distribusi vitamin ke SPPG
- Keragaman ide di Demoday FSI tunjukan potensi kuliner Indonesia
- Jepang lanjutkan ekspor makanan laut ke China setelah larangan dicabut
- Literasi bisnis dinilai penting tingkatkan daya saing pelaku ekraf
- Sinergi ekonomi syariah menyukseskan Makan Bergizi Gratis
- Kepala BPOM jelaskan potensi pengembangan ATMP ke mahasiswa Beijing
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
Resep Populer
Rekomendasi

Warga Taiwan Berbondong

Kiat merawat kompor di rumah agar awet

Wamen Kabinet Merah Putih dukung ajang JMFW 2026

Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia

Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan

PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi

BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam

Menlu Belanda harap rencana Trump permudah akses bantuan ke Gaza